Jumat, 12 Juli 2013

Dinamika Penduduk Dan Unsur-Unsurnya


Unsur-unsur Dinamika Penduduk
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
a. Kelahiran (natalitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Migrasi (perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian.

Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :

1. Kawin usia muda
2. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
3. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
4. Anak merupakan penentu status sosial
5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.  

b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas)
antara lain :

1. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
2. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
3. Semakin banyak wanita karir



c.
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate /CBR) adalah jumlah kelahiran hidup dari tiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah : 



Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 25.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam setahun sebanyak 800.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran negara tersebut ? 

Hal ini berarti setiap 1000 orang penduduk, rata-rata kelahirannya 32 orang bayi dalam setahun. 
Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
1. angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
2. angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
3. angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :
a.
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

b.
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.
c. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah :
Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 21.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam setahun sebanyak 315.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasar negara tersebut ?  

Hal ini berarti setiap 1000 orang, penduduk yang meninggal rata-rata 15 orang dalam setahun.

Penggolongan angka kelahiran kasar :
1. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
2. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

B. Piramida Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang disebut piramida penduduk.

a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk

Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :
1.
Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2.
Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
3.
Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang.


Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu nisan. 

Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :
1.
Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi

2.
Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat

3.
Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang


b. Kondisi Penduduk Indonesia
Piramida Penduduk Indonesia Tahun 2000



Kondisi penduduk Indonesia tahun 2000 berdasarkan piramida penduduk di atas menunjukkan beberapa hal berikut ini :
  1. Pertumbuhan penduduk mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan tahun 1990
  2. Angka ketergantungan masih sedang yaitu lebih kurang 53, sehingga tingkat kesejahteraan masih rendah
  3. Angka kelahiran masih terus meningkat
  4. Rasio jenis kelamin 98, dimana penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
Rasio Jenis Kelamin dan Rasio Beban

D. Ketergantungan
1. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah. Penyajian data mengenai sex ratio dapat ditampilkan secara umum (tanpa melihat kelompok umur) atau juga dapat didasarkan kelompok umur tertentu. Rasio jenis kelamin dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini.
SR = MF
100
SR = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin
M = Male atau jumlah penduduk laki-laki
F = Female atau jumlah penduduk perempuan
Perhatikan contoh berikut!
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000, diketahui jumlah penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 101.641.570 dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 101.814.435. Berapa sex ratio-nya?
Jawab: SR = MF
100 = 101.641.570
101.814.435  100 = 99,83
Artinya, pada tahun 2000 setiap 100 penduduk perempuan di Indonesia terdapat      99,83 penduduk laki-laki. Jika perhitungan ini didasarkan pada kelompok umur tertentu, maka rumusnya menjadi:
SRi = MF
100
SRi = Sex Ratio atau rasio jenis kelamin umur tertentu
Mi = Male atau jumlah penduduk laki-laki umur tertentu
Fi = Female atau jumlah penduduk perempuan umur tertentu

2. Rasio Beban Ketergantungan
Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang belum produktif (usia <> 64 tahun) dengan jumlah penduduk produktif (usia 14 - 64 tahun). Rasio beban ketergantungan dapat dirumuskan berikut ini.
DR = (Penduduk belum produktif) + (Penduduk tidak produktif)
(Jumlah penduduk usia produktif) × 100
Perhatikan contoh berikut!
diketahui jumlah penduduk usia produktif sebanyak 133.057.300 jumlah penduduk belum produktif sebanyak 63.205.600 dan penduduk yang tidak produktif sebanyak 9.580.100. Berapa rasio beban ketergantungannya?
Jawab: DR = (Penduduk belum produktif) + (Penduduk tidak produktif)
(Jumlah penduduk usia produktif)100
= 63.205.600 + 9.580.100
133.057.300 100
= 72.785.700
133.057.300 100
= 54,70        55
Artinya, setiap 100 orang penduduk produktif menanggung beban hidup sebanyak 55 orang yang belum atau tidak produktif. Jelaskan arti pentingnya angka perbandingan jenis kelamin! Mengapa angka ketergantungan dapat memengaruhi proses pembangunan? Diskusikan dengan kelompok belajar kalian dan paparkan hasilnya dalam diskusi kelas!


E. Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor Penyebabnya
Migrasi adalah perpindahan penduduk antardaerah dengan melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara ataupun menetap. Migrasi yang dilakukan untuk menetap dapat memengaruhi perubahan jumlah penduduk suatu daerah. Berdasarkan jangkauan kepindahannya, migrasi dapat dibedakan menjadi migrasi lokal atau nasional dan migrasi internasional.
1. Migrasi Lokal/Nasional
Migrasi lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dapat dibedakan, menjadi berikut ini.
a. Sirkulasi
Sirkulasi merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun ada juga yang menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian, mingguan, atau bulanan.
1) Sirkulasi harian adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore atau malam harinya (ulang-alik tanpa menginap). Pelaku sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan penglaju atau komuter.
b. Urbanisasi
      Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap, sehingga dapat memengaruhi jumlah penduduk kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan. Terjadinya urbanisasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penarik, berikut ini.
Faktor pendorong:
1) kurang bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha, khususnya di luar sektor pertanian;
2) semakin sempitnya lahan pertanian;
3) rendahnya upah tenaga kerja;
4) keterbatasan sarana dan prasarana sosial;
5) adanya perasaan lebih terpandang bila dapat bekerja di kota; serta
6) merasa tidak cocok lagi dengan pola kehidupan di desa.

Faktor penarik:
1) lebih bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha di kota:
2) upah tenaga kerja di kota relatif lebih besar; serta
3) ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang kompleks.
2) Sirkulasi mingguan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain pada awal pekan dan akan kembali pada akhir pekan (ulang-alik dengan menginap).
3) Sirkulasi bulanan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak tempuh antardaerah relatif jauh, sehingga dianggap tidak efektif (baik dari segi waktu atau biaya) untuk melakukan sirkulasi harian atau mingguan.
c . Ruralisasi
Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dulu pernah melakukan urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang kota asli. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya ruralisasi dibedakan menjadi faktor pendorong dan faktor penarik berikut ini.
Faktor pendorong:
1) kejenuhan tinggal di kota
2) harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak terjangkau
3) keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya
4) merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.

Faktor penarik:
1) harga lahan di pedesaan relatif masih murah
2) pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana
3) suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani masa pensiun
4) adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.

d. Transmigrasi
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau pulau yang padat penduduknya ke daerah (pulau) yang berpenduduk jarang. Pelaku transmigrasi disebut dengan transmigran. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi dapat dibedakan, menjadi berikut ini.
1) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dilakukan melalui program pemerintah. Biaya transmigrasi ditanggung pemerintah, termasuk penyediaan lahan pertanian dan biaya hidup untuk beberapa bulan.
2) Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan atas kesadaran dan biaya sendiri (swakarsa).
3) Transmigrasi sektoral, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama antara pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan transmigrasi.
4) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan terhadap satu desa atau daerah secara bersama-sama. Transmigrasi ini dilakukan karena beberapa faktor, antara lain:
a) daerah asal terkena pembangunan proyek pemerintah, misalnya pembangunan waduk yang luas
b) daerah asal merupakan kawasan bencana, sehingga masyarakat yang ada di dalamnya harus dipindahkan.


2. Migrasi Internasional
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara. Migrasi internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain, karena terjadi peperangan, bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imigrasi dan emigrasi.
a. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam negeri untuk tujuan menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b. Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk tujuan menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan emigran. Terjadinya migrasi penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain dikarenakan daerah yang dituju memiliki kelebihan tertentu seperti tingkat ekonomi, kehidupan social dan situasi politik yang lebih baik.

 

F. Dampak-Dampak Migrasi dan Upaya Penanggulangannya

Pernahkah kalian mendengar istilah imigran atau emigran gelap? Carilah makna kata tersebut, persiapkan diri kalian jika sewaktu-waktu bapak/ibu guru menunjuk kalian untuk menguraikannya secara lisan!
1. Sirkulasi
a. Dampak Positif Sirkulasi
1) Terjadi penyerapan tenaga kerja dari luar daerah.
2) Memperoleh tenaga kerja dengan upah yang relatif lebih murah.
3) Adanya arus para penglaju dapat meningkatkan sarana dan prasarana transportasi.
4) Terjadi pemerataan pendapatan.



b. Dampak Negatif Sirkulasi
1) Menimbulkan kenaikan volume lalu lintas dan angkutan pada jam-jam atau hari-hari tertentu, misalnya di pagi dan sore hari atau pada awal pekan dan akhir pekan.
2) Mengurangi peluang kerja bagi masyarakat atau penduduk asli.
3) Beban kota atau daerah yang didatangi semakin berat karena terjadinya kenaikan jumlah penduduk (khususnya di siang hari) sehingga kota atau daerah tersebut terasa lebih padat.
2. Urbanisasi
a. Dampak Positif Urbanisasi
1) Mengurangi angka pengangguran di daerah pedesaan.
2) Masyarakat desa yang bekerja di kota dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
3) Para pelaku urbanisasi dapat menularkan pengalaman kerjanya di desa, misalnya dengan membuka usaha sendiri di desanya.

b. Dampak Negatif Urbanisasi
1) Desa kehilangan tenaga kerja, khususnya generasi muda sebagai tenaga penggerak pembangunan.
2) Peluang kerja di kota menjadi semakin sempit karena sebagian telah diisi oleh tenaga kerja dari luar daerah.
3) Merebaknya kawasan-kawasan kumuh di kota.
4) Meningkatkan kesenjangan sosial masyarakat kota.
5) Merebaknya sektor-sektor informal, seperti PKL, yang dapat mengurangi keindahan kota.
6) Peningkatan jumlah penduduk di kota menuntut penyediaan sarana dan prasarana sosial.
7) Meningkatkan angka kriminalitas di kota karena dampak pengangguran.

3. Transmigrasi
a. Dampak Positif Transmigrasi
1) Memeratakan kepadatan penduduk.
2) Meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
3) Merangsang pembangunan di daerah baru.
4) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembauran antarsuku bangsa.

b. Dampak Negatif Transmigrasi
1) Berkurangnya areal hutan untuk lahan permukiman.
2) Terganggunya habitat hewan liar di daerah tujuan transmigrasi.
3) Pada beberapa kasus, pelaksanaan transmigrasi terkadang menimbulkan kecemburuan sosial antara penduduk asli dengan para pendatang.
Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif dari berbagai jenis migrasi tersebut, pemerintah mengambil langkah-langkah, berikut ini:
1. Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah, sehingga kesenjangan pembangunan dapat dikurangi.
2. Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti pelaksanaan IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan program Bangga Suka Desa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembangunan desa.
3. Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian ataupun ekstensifikasi pertanian.
4. Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat dengan kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
5. Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi penduduk (khususnya penduduk pendatang) yang tidak memiliki KTP atau pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju.
6. Melaksanakan pembangunan terpadu antardaerah dalam satu kawasan, misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya memusat di Jakarta.
* Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dialami oleh setiap negara di dunia, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi masalah yang berkaitan dengan kuantitas penduduk dan masalah yang berkaitan dengan kualitas penduduk.
* Data tentang kependudukan dapat diperoleh dengan melalui metode sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survai penduduk.
* Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yang berkaitan dengan kuantitas penduduk antara lain jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata.
* Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yang berkaitan dengan kualitas penduduk meliputi masalah pendidikan, masalah kesehatan, dan tingkat pendapatan perkapita yang masih rendah.

* Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi, dan pertumbuhan penduduk total. Sementara faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan penduduk meliputi faktor demografi (kelahiran, kematian dan migrasi) serta faktor nondemografi (kesehatan dan tingkat pendidikan).
* Piramida penduduk adalah suatu jenis grafik balok tentang komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu. Berdasarkan bentuknya piramida penduduk dibedakan menjadi piramida penduduk ekspansif, konstruktif, dan stasioner.
* Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan angka perbandingan antara jumlah lakilaki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu wilayah. Sementara beban ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang belum dan tidak produktif dengan jumlah penduduk yang produktif.
* Migrasi adalah perpindahan penduduk antardaerah yang melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara atau pun menetap. Migrasi dibedakan menjadi migrasi nasional yang meliputi sirkulasi, urbanisasi, rulalisasi, transmigrasi, serta migrasi internasional yang meliputi imigrasi dan emigrasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar